TUGAS IBD Kunjungan ke Museum POLRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016
Laporan Observasi Kunjungan Museum Polri
Disusun oleh:
1.
Afiya Annisa (10516280)
2.
Ghozi Rifqi (13516027)
3.
Rahayu Puji Utami (15516976)
4.
Rizna Imaniska (16516626)
5.
Yayang Karla Aprilia (17516736)
Kelas : 1PA06
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur yang dalam
kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat rahmat
dan kemurahanNya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Laporan Kunjungan ke
Museum Polri.
Makalah ini dibuat dalam rangka
memperdalam pemahaman dan pengetahuan tentang segala hal yang
berkaitan dengan museum dimana hal tersebut sangat diperlukan untuk memeperluas
pengetahuan mahasiswa tentang sejarah Polri khususnya, dengan suatu harapan
lainya dimana makalah ini bisa lebih bermanfaat untuk mahasiswa dan bahkan
umum.
Makalah ini dapat disusun dan
diselesaikan dengan baik dan lancar berkat bantuan dari berbagai pihak yang
terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, tidak lupa juga kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Ibu
Meti Nurhayati selaku dosen yang mengajar mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD).
2. Penyusun
artikel dan media online yang telah saya gunakan untuk membantu penyusunan
makalah ini.
makalah ini.
Kami menyadari bahwa, makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan sangat
kami harapkan untuk perbaikan pada penulisan selanjutnya.
Pada akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.
Depok, 08 November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar
Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Beranda Museum
Polri.........................................................................................................2
2.2 Bagian Inti
Museum.............................................................................................................2
a.
Lantai
1......................................................................................................................................3
b.
Lantai
2.....................................................................................................................................16
c.
Lantai
3.....................................................................................................................................20
2.3
Keterangan Museum..........................................................................................................25
BAB III
PENUTUP................................................................................................................27
A.
Kesimpulan...................................................................................................................27
B.
Saran.............................................................................................................................27
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................29
HALAMAN
LAMPIRAN......................................................................................................30
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Museum adalah lembaga yang
diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan
menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi,
penelitian dan kesenangan atau hiburan (Ayo
Kita Mengenal Museum ; 2009).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah
lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda
bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang
upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) :
dalam Pedoman Museum Indoneisa,2008. museum adalah sebuah lembaga yang
bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan
memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk
tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
1.2 Tujuan
Dalam
penyusunannya kami mempunyai beberapa tujuan, yakni sebagai berikut:
1.
Untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar
2. Guna Menambah wawasan mengenai sejarah dan bagaimana kerja Kepolisian
Republik Indonesia dengan mengamati isi Museum
3. Untuk menambah pengetahuan kepada pembaca dan seluruh mahasiswa tentang
Museum Polri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Beranda Museum Polri
Museum POLRI Jakarta
merupakan museum yang diresmikan oleh Drs. H. Bambang Hendarso Danuri, M.M,
diresmikan pada tanggal 29 Juli 2009 (dilihat dari piagam yang ada). Peresmian
Museum Polri dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 1 Juli 2009, bertepatan dengan HUT Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Di
depan museum terdapat patung
Bapak Kepolisian Negara Republik Indonesia, R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo.
Monumen ini diresmikan pada 14 Februari 2001 oleh Presiden RI KH Abdurrahman Wahid sebagai pendorong semangat dalam melanjutkan pembangunan POLRI yang profesional dan dicintai rakyat. |
Selain itu bagian depan museum juga dipajang logo POLRI berwarna keemasan dengan tiga bintang lambang Tri Brata yang menjadi pedoman hidup POLRI. Di halaman depan museum juga terdapat sebuah mobil truk polisi bernomor 4383-04 dengan garis khas merah kuning yang dipajang di atas beton bundar di dekat gerbang masuk. |
2.2 Bagian Inti Museum
Setelah melewati
pintu masuk, para pengunjung dapat melihat meja informasi untuk pengunjung dan
mendapat brosur museum. Peraturan di dalam museum POLRI sama halnya dengan
museum – museum lain, tetapi di museum ini pengunjung diminta untuk menaruh tas
dan barang bawaan mereka ke dalam loker yang telah disediakan, dengan catatan
barang berharga seperti dompet dan telfon genggam di bawa.
Saat kita masuk kedalam museum ini
kita dapat melihat beranda lantai dua, bangunan museum ini terdiri dari 3
lantai, dimana masing – masing lantai mempunyai deskripsi yang berbeda pada
masing – masing bilik ruangan. Kami akan mulai mendeskripsikan isi museum ini
dari lantai dasar, yakni lantai satu.
a. Lantai
1
Di
bagian ini, pengunjung dapat melihat bilik yang ada disebelah kiri, yakni
sekaligus menjadi jalan awal para pengunjung untuk menjelajahi museum. Pada
bilik yang kami sebutkan ini terdapat beberapa koleksi museum yang
mendeskripsikan barang – barang kepolisian pada masa awal kemerdekaan. Barang –
barang tersebut diantaranya adalah:
A. Ruang
Pertama Selasar untuk Masuk
1. Baju seragam kepolisian.
Baju seragam yang terdapat di
lantai dasar ini adalah baju yang dipakai kepolisian pada zaman kemerdekaan.
2. Beberapa
Alat Komunikasi
Pengunjung dapat melihat beberapa alat
komunikasi dan investigasi yang sangat klasik yang digunakan pada awal
kemerdekaan
a. Handie
Talkie
Alat komunikasi merk
Motorola Handie Talkie FM Radio PT 400, negara pembuat United State of Amerika
(USA). Alat ini digunakan untuk membatu tugas operasional Kepolisian di Polda
Metro Jaya.
b. Radio
Punggung
Alat komunikasi merk Rocal atau PRM 4021 system HF ssb,
negara pembuat Inggris. Alat ini digunakan untuk membantu tugas operasional
Kepolisian di Polda Metro Jaya pada tahun 1981.
c. Signal
Generator Radio
Alat komunikasi merk
Motorola T-1034A, negara pembuat United State of Amerika (USA). Alat ini
digunakan untuk membatu tugas operasional Kepolisian di Polda Metro Jaya pada
tahun 1962.
d. Radio
Receiver Transmitter
Alat komunikasi buatan electrospace RT-841 atau PRC-77 system Hf atau SSB Negara pembuat United state of America (USA) alat ini digunakan untuk membantu tgas operasional ke polisiaan di polda metro jaya digunakan pada tahu 1981
· Pada bagian bilik yang sama juga terdapat beberapa alat investigasi yang dipakai pada awal kemerdekaan. Kamera Tersamar : Koper ini digunakan
oleh badan Reserse Kriminal dalam proses investigasi. Koper dilengkapi dengan
kamera chinon yang tersembunyi di dalam koper.
·
Lie Detector : Polygraph Calibrator Lx
200 W-305 buatan Lafayette Intrument Company ini mulai digunakan Kepolisian RI
sejak tahun 1997. Alat deteksi kebohongan ini menggunakan pemeriksaan pneumo
calibrate (aliran darah). Cardio Calibrate (Pemeriksaan Denyut Jantung) dan
Galvanic Skin respnse calibrate (Pemeriksaan Respon terhadap kulit). Jika dalam
hasil analisis terdapat indikasi kebohongan akan dilanjutakan dengan proses
interogasi tersangka. Saat ini, alat tersebut digantikan dengan poligraf
digital yang menggunakan system komputerisasi.
Mikrskop
Leitswetziar
Digunakan
pada tahun 1969 merupakan alat yang penting dalam proses pemeriksaan biologi,
seperti darah dan DNA. Mikroskop ini juga dapat digunakan untuk memeriksa uang
palsu.
Samsonite HT Transceiver Kit dan Calculator
transmitter 570c, Ht Sipe A 400 Fug Spesial, Look Picking, Book 57ub.
Pada ruangan yang sama
para pengunjung dapat melihat beberapa koleksi kendaraan roda dua yang pernah
di pakai saat awal kemerdekaan.
Bilik ruangan
berikutnya para pengunjung dapat melihat perkembangan sejarah dari Kepolisian
Republik Indonesia. Di ruangan ini terdapat berbagai macam foto perekembangan
Polri, Diorama berdirinya Polri, juga berbagai macam senjata yang dulu
digunakan Polri dalam bertugas.
a.
Diploma bhayangkara
Pada
zaman kuno sebelum kedatangan bangsa – bangsa barat, kerajaan di Nusantara
sudah mempunyai lembaga yang menjalankan fungsi kepolisian, walaupun belum
merupakan kepolisian mdern, salah satu diantaranya ialah pasukan Bhayangkara
dibawah pimpinan Mahapati Gadjah mada dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan
Majapahit mempunyai beberapa lembaga pemerintahan sebagai kelengkapan untuk
membantu Raja dalam melaksanakan pemerintahan. Adapun lembaga tersebut antara lain
Sapta Dharma Putra, Bhayangkara, Ratu Agabaya, dan Jalanid.
Polisi Jaman Belanda |
Pasukan
Bhayangkara sendiri adalah pasukan yang terdiri dari prajurit – prajurit
pilihan. Pada awal pembentukannya hanya terdiri dari 15 orang yang dikepalai
oleh Patih Gadjah Mada. Adapun tugas uatama pasukan Bhayangkara adalah menjaga
ketentraman, ketertiban, penegakan peraturan sekaligus sebagai pegawai pribadi
raja dan Kerajaan.
Majapahit,
kemudian dalam perkembangannya pasukan Bhayangkara juga mengemban tugas
menegakkan peraturan perundang – undangan kerajaan serta pengawasan
perdagangan, inilah cikal bakal fungsi Kepolisian dan keamanan di indonesia
yang lahir sejak zaman kerajaan – kerajaan kuno.
b. Polisi
Istimewa dan Pertempuran Surabaya
Mendaratnya
bala tentara sekutu di Surabaya membuat rakyat Surabaya bergerak melawan aksi
pendudukan itu. Mereka bahu – membahu bersama seluruh unsur laskar perjuangan
untuk bertempur melawan sekutu tak terkecuali pasukan Polisi Istimewa (PI) yang
berkedudukan di Surabaya. Polisi istimewa pada saat itu adalah salah satu
kekuatan bersenjata yang senjatanya tidak dilucuti oleh sekutu, oleh karena itu
mereka menjadi pasukan yang paling siap untuk melakukan serangan atau
menghadapi serangan.
Pertempuran
sengit antar pasukan PI dengan sekutu terjadi di Jl. Jembatan Merah, beberapa
meter dari kantor polisi Surabaya pada 10 November 1945. Puluhan kusuma bangsan
dari PI gugur dalam pertempuran ini sebagai darma bakti anggota kepolisian
untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
c. Lahirnya
Tribrata Polri
Polisi Jaman Jepang |
Penyerahan Pataka Tribrata Polri
dari Presiden Soekarno kepada kepala kepolisian Negara, Jendral pol (anumerta
R.S Soekarno pada HUT Bhayangkara tanggal 1 Juli 1955 merupakan momen penting
dalam sejarah Polri. Kepolisian Negara dan bangsa. Ikrar yang dibacakan dengan
khidmat di lapangan Banteng, Jakarta tersebut kemudian menjadi pedoman hidup
seluruh anggota Plri yang dikenal dengan nama Tribarata.
Adapun tribarata itu sendiri
berisikan
1.
Polisi adalah Abdi utama daripada Nusa dan Bangsa,
2.
Polisi adalah warga Negara utama daripada Nusa dan
Bangsa,
3.
Polisi adalah wajib menjaga ketertiban pribadi
daripada rakyat.
d.
Diorama pemisahan Polri dari TNI tahun 1999
Sejak
bergulirnya reformasi pemerintahan 1998, terjadi banyak perubahan yang cukup
besar, ditandai dengan jatuhnya pemerintahan orde baru yang kemudian digantikan
oleh pemerintahan reformasi di bawah pimpinan presiden B.J Habibie di tengah
maraknya berbagai tuntutan masyarakat dalam penuntasan reformasi, muncul pada
tuntutan agar Polri dipisahkan dari ABRI dengan harapan Polri menjadi lembaga
yang professional dan mandiri, jauh dari intervensi pihak lain dalam penegakan
hukum.
Senjata api, laras panjang, senapan mesin |
Sejak
5 Oktober 1998, muncul perdebatan di sekitar presiden yang menginginkan
pemisahan Polri dan ABRI dalam tubuh Polri sendiri sudah banyak bermunculan
aspirasi-aspirasi yang serupa. Isyarat tersebut kemudian direalisasikan oleh
Presiden B.J Habibie melalui instruksi Presiden No.2 tahun 1999 yang menyatakan
bahwa Polri dipisahkan dari ABRI.
Upacara
pemisahan Polri dari ABRI dilakukan pada tanggal 1 april 1999 di lapangan
upacara Mabes ABRI di Cilangkap, Jakarta Timur. Upacara pemisahan tersebut
ditandai dengan penyerahan Panji Tribata Polri dari kepala staff umum ABRI
Letjen TNI Sugiono kepada Sekjen Dephankam Letjen TNI Fachrul Razi kemudian diberikan
kepada kapolri Jenderal Pol (purn) Roesmanhadi.
C.
Ruang Hall Of Fame
Ruangan berikutnya adalah Ruangan Hall Of Fame dimana
ruangan ini terdapat foto para petinggi Polri dari awal pembentukkannya sampai
sekarang. Di ruangan ini juga terdapat beberapa pakaian dan tongkat milik para
petinggi polri tersebut.
b.
Lantai 2
Di lantai dua, terdapat berbagai macam ruangan yang masing-masing ruangan berisi koleksi yang berbeda yaitu Ruangan Kesatuan, Ruangan Simbol Kepolisian, Ruangan kepahlawanan, Ruangan Penegakkan Hukum, Ruangan Labfor dan Identifikasi dan Kids Corner.
Lantai 3
Di lantai Tiga hampir sama dengan
lantai duan dimana dilantai ini juga terbagi beberapa bilik ruangan seperti ruang detasmen, ruang sejarah pendidikan polri, dan ruang unit kepolisian.
Serpihan BOM Bali I |
2.3 Keterangan Museum Polri
Pengunjung dapat melihat keterangan dan informasi
Museum Polri dari Website resmi POLRI. Informasi jam operasional dan letak
Museum.
Para
pengunjung yang ingin belajar tentang sejarah POLRI tidak dikenakan biaya
masuk, para pengunjung cukup membubuhkan tanda tangan dan maksud tujuan pada
buku tamu yang tersedia pada meja informasi. Selain itu pengunjung juga
mendapat fasilitas berupa brosur panduan Museum.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Melalui pelaksanaan kegiatan dimaksud, Mahasiswa dapat
lebih memiliki kesadaran korps (esprit de corps) dan solidaritas kolektif
sebagai anggota Polri sehingga mampu memberikan motivasi tersendiri untuk
senantiasa memberikan pengabdian terbaik bagi nusa dan bangsa. Dengan
mengetahui sejarah Polri yang dirangkum dalam satu Museum Polri tersebut,
Mahasiswa selaku generasi penerus Polri akan senantiasa menjadi insan
bhayangkara yang menghargai jasa-jasa para pendahulunya, tidak melupakannya
begitu saja seiring perjalanan waktu. Eksistensi Museum Polri di tengah-tengah
kehidupan masyarakat dapat menjadi sarana legitimasi Polri melalui ekspresi
kesejarahan Polri sehingga masyarakat dapat semakin percaya, cinta dan bangga
terhadap Polri dalam menjalankan perannya utamanya dalam masyarakat, to
protect and serve.
Dengan kondisi Museum Polri saat ini masih perlu dilakukan
pengembangan-pengembangan lebih lanjut secara konsisten dan
berkesinambungan sehingga dapat disajikan aspek-aspek kesejarahan Polri secara
lebih lengkap dan rigid.
Seperti slogan yang terpamang pada serambi Museum,
dimana bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawan.
Kunjungan kami ke Museum ini, kami jadi merasakan apa yang dialami para polisi
saat awal kemerdekaan hingga sekarang, yang mana dalam prosesnya mengalami
perkembangan dan peningkatan kualitas kerja. Dan kami juga semakin menghargai
jasa para pendahulu polisi dalam melindungi keamanan dan ketertiban juga
bagaimana mereka mengayomi rakyat Indonesia.
B.
Saran
Saran dari kelompok kami, pertama
sebaiknya para pembimbing lebih aktif dalam membimbing para peserta kegiatan
kunjungan wisata. Seharusnya peserta kegiatan kunjungan wisata di beri
pengarahan dan dibimbing pada saat kegiatan dan sebelum kegiatan kunjungan
wisata maupun dalam menyusun laporan. Kedua, kami juga menyarankan agar
diberikan referensi dan batasan masalah dalam melakukan kunjungan observasi,
dimana kami dapat mengetahui batasan – batasan dalam membuat laporan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN LAMPIRAN
Foto di
depan logo POLRI tiga bintang lambang Tri Brata
|
Berfoto
di depan Museum berlatarkan patung Bapak Kepolisian
|
Mengisi Buku Tamu |
Komentar
Posting Komentar