Perkembangan Alam Pikiran Manusia - Ilmu Alamiah Dasar
Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan
berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu
berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan dengan
perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain:
a. Manusia
sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam
tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b. Manusia
sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia
dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia
dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia
dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
f. Manusia
mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).
Sifat Keingintahuan Manusia
Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha mencari
keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab semua rasa ingin
tahu manusia sering mereka – reka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti
inilah yang disebut pseudo science. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai
dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada
saat itu .
Cara memperoleh sains semu ( pseudo sains ), antara lain :
1. Mitos
2. Wahyu
3. Otoritas dan tradisi
4. Prasangka
5. Intuisi
6. Penemuan kebetulan
7. Cara – coba – ralat
Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola pikir yang lebih maju dari pola pikir mitos, dimana terjadi penggabungan antara
pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Aliran ini disebut
rasionalisme. Lebih lanjut lagi dikenal dengan metode deduksi yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang bersifat umum (Premis mayor) menuju
ke yang khusus (Premis minor). Dasar metode ilmiah sekarang adalah metode induksi,
yang intinya adalah bahwa pengambilan keputusan dan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimen.
Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya
secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel
kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan
terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan
pada minggu ke-9. Sedangkan minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang
ditandai dengan berfungsinya bagian organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan
kepala dibawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakn semakin
berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai
remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat purbertas, yang
ditandai diantaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada
daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ
reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan
pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan
lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar,
makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2-7 tahun rasa ingin tahu akan makin
besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya manupun dengan
orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang
dewasa walaupun secara emosional belum memedai. Selanjutnya setelah usia 30
tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai
individu yang bertanggung jawab.
Perkembangan Sikap dan Pikiran Manusia
Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia lemah, sedangkan
rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak dapat
terbang seperti burung, tidak dapat berenang secepat buaya, tidak mampu
mengangkat benda berat seperti gajah, dan sebagainya, tetapi dengan akal
budinya dan kemauannya, manusia dapat menjadi makhluk yang lebih dari makhluk
lain. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi dan kemauan yang keras
sehingga dapat mengendalikan jasmaninya.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda
dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang
dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah mendorong manusia untuk memahami dan
menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) mapun alam kecil
(mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa
ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi,
menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini menyebabkan pengetahuan
mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati
benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya.
Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca indera-nya merupakan objek
rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh
jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha mencari jawabannya
dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya terus berlanjut. Bukan
hanya “apa”-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi juga jawaban dari
“bagaimana” dan kemudian berlanjut “mengapa” tentang hal-hal yang bersangkutan
dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang diamatinya.
Sejarah Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte
(1798-1857), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008:
13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau
fiktif, berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir,
tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan adanya
kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu melakukan
abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil
merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil
atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif
melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai
bocornya atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science”
yaitu mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
- Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok
tanam, dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam
sekitar. pengetahuan yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
-
Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa pakar yang
berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales
(624-548) menyatakan bahwa bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya
matahari.
b. Phytagoras(580-500)
menyatakan bahwa bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama
(air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399)
dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan
sebagai pemula penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles
(384-322) menyatakan bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
-
Zaman Pertengahan
Dikembangkan metode eksperimen
menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan biolgi. Penulisan
bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
-
Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah
pola pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal,
geosentrisme ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh
Gallileo. Ini dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka
cara berpikir yg lebih maju.
Bi
BalasHapusThanks
BalasHapus