Fenomena Cyber Cheating

Dengan kemudahan teknologi zaman sekarang, sangatlah mudah untuk tetap berhubungan dengan orang lain atau membangun koneksi baru dengan orang asing. Media sosial adalah salah satu yang termudah yang bisa kita lakukan untuk berhubungan dengan orang lain. Banyak sekali pengguna sosial media, dari anak-anak sampai lansia. Yang akan kita bahas disini adalah pengguna sosial media yang sudah berpasangan khususnya sudah menikah dan hubungannya dengan beberapa masalah seperti cyber cheating, cyber flirting, yang menggunakan fake identity.
Cyber cheating : dapat kita maksudkan seperti selingkuh dalam internet. Cyber cheating mungkin memang tidak melakukan kontak fisik secara langsung tapi memiliki tingkat konsekuensi yang hampir sama dengan real life cheating. Kenapa? Karena dalam cyber cheating juga melibatkan urusan emosional yang menurut para ahli lebih berbahaya dibanding real life cheating karena ikatan yang dihasilkan bisa sangat kuat.
Para pelakunya mungkin pada awalnya merasa bahwa tidak masalah berkenalan dan mengobrol dengan orang asing di internet, toh mereka tidak berhubungan fisik. Inilah yang menjadi masalah karena hubungan dikatakan memiliki kualitas yang baik ketika diawali dengan komunikasi yang baik. Karena tidak betemu secara langsung biasanya diarasakan lebih nyaman dalam berkomunikasi.
Meskipun tidak ada interaksi fisik yang terjadi, semua elemen emosional yang terlibat dalam kecurangan fisik hadir: Pengkhianatan, Ketidakpercayaan, Sikap tidak hormat, Kebohongan, dan kalau sudah terlalu intens bisa sampai ke tahap sexting or maybe send some sexual photos.
Cyber Flirting : Flirting menambah bumbu hidup dan mendukung sikap positif terhadap orang lain. mungkin melibatkan pujian, tetapi itu adalah pujian yang halus. Flirting menciptakan suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Ini melibatkan rasa ingin tahu, humor, imajinasi, dan empati. Flirting itu halus: biasanya bukan aktivitas seksual eksplisit, melainkan pendahuluan yang menyenangkan dan lembut.
Selama menggoda, jiwa masing-masing pasangan diaduk, sehingga memungkinkan dua jiwa untuk saling menanggapi. Contohnya dengan meninggalkan komentar di foto lawan jenis seperti, “you look cute, you are beautiful in that dress. Or you look cool with new hair” yang kemudian ditanggapi dengan berterima kasih atau memuji balik, dan mungkin bisa beralih ke private chat.
Dalam forum chat online “Married and Flirting” orang disarankan untuk memperlakukan flirting sebagai kesenangan murni, sebagai cara yang baik untuk melatih keterampilan sosial dan membuat diri Anda dan target Anda merasa baik. Situs ini, yang mottonya adalah "Married Not Dead”.
Bahaya atau tidaknya cyber flirting ini sebenarnya tergantung masing-masing individu menanggapinya. Apakah hanya hiburan semata, atau memang ingin murni memuji orang lain. Cyber flirting juga bisa meningkatkan rasa percaya diri bagi si penerima komentar.  Sama seperti cyeber cheating, bisa berbahaya apabila sudah melibatkan hal-hal bebau sexual.

Sumber
https://theurbandater.com/relationships/what-is-considered-cyber-cheating-anyway.php/#
http://happilyblended.com/2016/06/cyber-cheating/
http://www.chicagotribune.com/lifestyles/sc-fam-0120-cyber-cheating-20150114-story.html
https://www.psychologytoday.com/intl/blog/in-the-name-love/200805/the-risks-online-flirting
https://atyasekar31.blogspot.com/2018/05/cyber-cheating-and-cyber-flirting.html?m=1

Komentar

Postingan Populer